Minggu, 09 Oktober 2016

9.10.16
Suara Pati News. Pati -  Tak ada pertikaian yang menakutkan selain perang yang terjadi di dunia. Zaman dahulu ketika ilmu pengetahuan belum berkembang peperangan adalah suatu kewajiban yang selalu dilakukan guna menyelesaikan berbagai masalah. Seperti untuk mendapatkan kekuasaan, tahta hingga harta yang melimpah banyak orang melakukan peperangan.

Hampir tak ada happy ending ketika peperangan berakhir, selalu ada korban yang berjatuhan ketika perang terjadi baik dari pihak yang menang atau pun pihak yang kalah. Selain itu biaya yang dipakai untuk perang sangatlah besar sekali. Saat ini peperangan sudah tidak digunakan lagi, meskipun di beberapa negara perang masih dijadikan sebagai jalan cepat dalam menyelesaikan suatu masalah.

Dimasa lalu sudah ada ribuan jenis peperangan yang pernah terjadi. Dari banyaknya perang yang terjadi hampir semua perang punya kesamaan, yakni adanya tokoh penting yang memipim dalam peperangan. Karenanya kemenangan dalam peperangan tak pernah lepas dari sosok jendal perang yang mengendalikan pasukannya.

Berikut adalah Lima Jendral perang paling kuat dalam sejarah dunia :

Pyrrhus dari Epirus.

Tidak banyak orang yang mengenal Pyrrhus, namun bagi orang-orang Yunani dan Macedonia ia sama terkenalnya seperti Aleksander Agung. Pyrrhus dikenal dengan pribadi yang sangat pemberani dan diceritakan baik hati. Hal tersebut dibuktikannya dengan membantu sebuah kota di sebelah selatan Italia yang pernah meminta bantuannya ketika mendapat ancaman invasi dari Romawi.

Pyrrhus pun tak setengah-setengah, ia berangkat dengan membawa 25 ribu infantri, 3 ribu pasukan kuda, 2 ribu pemanah dan 20 gajah perang. Pergolakan dengan kerajaan Romawi pun benar-benar pecah. Tercatat ada 3 kali perang yang semuanya dimenangkan Pyrrhus dengan gemilang.

Meskipun begitu, tak mudah baginya untuk melewati perang yang terakhir. Roma ketika itu terus menjejali barisan pasukannya dengan bantuan. Sedangkan Pyrrhus hanya bisa berjuang dengan sisa pasukan yang ada. Akhirnya, perang pun berakhir dengan kemenangan gemilang berada di sisinya.

Setelah kejadian ini, diceritakan jika Pyrrhus mulai melakukan invasi ke beberapa wilayah, mulai Macedon sampai Sparta. Sayangnya, di pertempuan Sparta Pyrrhus tewas. Uniknya, bukan pedang atau panah yang membunuhnya, namun sebuah ubin yang dilemparkan oleh seorang wanita dari atas sebuah balkon. Ujung yang ironis untuk pejuang sebesar Pyrrhus.

Marlborough.

Di abad pertengahan, persaingan bangsa-bangsa Eropa sangat kuat terutama rivalitas antara Inggris dan Perancis. Harus diakui sebelum Inggris menjadi bangsa paling kuat pengaruhnya di Eropa, Perancis lebih dulu melakukan hal tersebut. Bahkan mungkin Perancis akan mampu menguasai Eropa jika saja seorang jenderal Inggris bernama Marlborough tidak menghentikan semua langkah negara empunya menara Eiffel itu.

Cerita dimulai ketika Inggris mendengar rumor bahwa Louis XIV si raja Perancis akan meneruskan ekspansinya ke seluruh Eropa. Kemudian kerajaan pun mengutus Marlborough untuk memimpin pasukan. Ketika itu turut dibantu pula oleh para sekutu mulai dari Belanda, Austria, dan Prussia. Marlborough yang memimpin seluruh pasukan aliansi tersebut berhasil menghanguskan harapan Louis XIV.

Selepas itu, Marlborough pun kembali menghajar Perancis lewat pertempuran Blenheim yang menewaskan 40 ribu pasukan Perancis. Padahal ketika itu Marlborough hanya membawahi sedikit sekali pasukan. Setelah pertempuran melelahkan di Blenheim, kembali Marlborough bertempur melawan pasukan susulan Perancis berjumlah 15 ribu orang.

Seakan tercipta sebagai musuh abadi Perancis, Marlborough kembali menghajar mereka di pertempuran Oudenaarde di tahun 1709. Pada akhirnya kerajaan Inggris pun sangat berterimakasih karena berhasil mengakhiri dominasi Perancis untuk selamanya.

Baibar.

Mongol mungkin bangsa barbar yang tak kenal belas kasihan kepada musuhnya. Namun begitu, mereka dikenal sebagai salah satu bangsa paling berprestasi sepanjang sejarah. Ya, hal ini dilihat bagaimana mereka mampu menaklukkan hampir setengah dunia mulai Asia sampai Eropa.

Percayalah, mereka akan mampu menguasai dunia jika terus berekspansi seperti itu. Untung saja ketika itu ada pria bernama Baibar yang akhirnya mengakhiri superioritas Mongol. Selamanya.

Ya, Baibar merupakan jenderal kebanggaan Dinasti Mamluk yang berada di bawah panji Islam. Pencapaiannya yang paling fenomenal tentu adalah penaklukkan bangsa Mongol yang kala itu menginvasi Persia dan juga Palestina. Tak hanya menaklukkan Mongol, Baibar juga memenggal banyak sekali kepala para Crusader yang kala itu mulai menginvasi Afrika dan Asia.



Bahkan lewat tangan Baibars pula era Crusader benar-benar berakhir. Saat itu semua wilayah yang dikuasai para prajurit salib berhasil direbut kecuali kota Tyre dan Acre.. Meskipun demikian berjasa, tak banyak yang mengenal sosok Baibar.

Subotai.

Berangkat dari tukang besi miskin yang dipungut Genghis Khan, Subotai bertumbuh menjadi salah satu jenderal perang paling brilian sepanjang sejarah. Bahkan bisa dibilang tanpa Subotai mungkin jalan penaklukan Genghis Khan tak bakal semulus yang diceritakan sejarah. Cerita paling gila dari sosok satu ini adalah bagaimana ia bisa menaklukkan banyak wilayah hanya dengan berbekal sedikit sekali pasukan.

Salah satunya ketika ia memimpin sekitar 20 ribu pasukan untuk melakukan penaklukan di sekitar laut Kaspia. Selama berbulan-bulan, ia membersihkan wilayah-wilayah kecil yang dikuasai kerajaan asing. Termasuk pasukan raja George dari Georgian yang ketika itu menempati salah satu wilayah di jalur ekspansinya. Subotai juga menghancurkan sebuah pasukan bernama Cuman dengan taktik jitu.

Setelah memastikan misinya selesai, Subotai pun kembali ke Mongol. Namun, ketika hendak pulang, pasukannya yang tinggal sedikit itu di hadang Rusia yang beranggotakan 80 ribu orang. Subotai pun pantang menyerah dan akhirnya perang pecah di dekat sungai Kalka. Tak dipercaya pasukan Subotai menang telak, lalu ia pun bergegas pulang seperti terjadi apa pun.

Subotai juga pernah menaklukkan Hungaria pada masa keemasan Genghis Khan di tahun 1241. Sempat akan berencana melakukan perluasan ekspansi, Subotai harus pulang karena Ogedei Khan, orang yang sangat dihormati Genghis, meninggal dunia. Akhirnya Subotai pun pensiun dan ia mati dengan tenang di umurnya yang 78 tahun.

Khalid Bin Walid.

Orang barat hampir tidak pernah mendengar namanya. Namun bagi umat Islam, Khalid Bin Walid adalah jenderal paling sukses sepanjang sejarah. Bagaimana tidak, Ibn Walid tidak pernah kalah satu kali pun dalam berbagai perang yang dilakukannya, serta mampu membawa Islam untuk pertama kalinya melakukan ekspansi besar-besaran.



Uniknya, Khalid Bin Walid awal mulanya adalah orang yang sangat anti dengan Nabi Muhammad SAW. Bahkan ia pernah berhadapan dengan Nabi di perang Uhud. Tak lama setelah ia memeluk Islam, Ibn Walid pun jadi andalan dalam tiap perang dan ekspansi.

Khalid Bin Walid tercatat pernah melakukan peperangan hebat. Misalnya mengalahkan Byzantium yang diceritakan dalam sejarah tidak pernah bisa disentuh pasukan mana pun. Beberapa kali pasukan umat Muslim mengalahkan mereka.

Termasuk dalam Perang Yarmuk dimana hampir seluruh pemimpin peleton pasukan Byzantium kalah oleh satu anak didik Khalid Bin Walid dalam sebuah duel. Perang antara keduanya pun pecah dan lagi-lagi dimenangkan oleh pasukan Khalid Bin Walid.

Setelah melumat Byzantine untuk selamanya, Khalid Bin Walid pun makin luas mengepakkan sayapnya. Hingga akhirnya Palestina, Syria, Mesir dan Anatolia pun jatuh ke tangan Islam. Nah, sepeninggal Nabi Muhammad, lalu khalifah pertama Abu Bakar, Khalid Bin Walid pun diminta mundur secara terhormat oleh Khalifah Umar Bin Khattab.

Sang khalifah bukannya tak mau Islam makin luas, hanya saja ia takut kalau-kalau di hati Khalid Bin Walid mucul sifat berbangga diri. Hebatnya lagi, sang jenderal besar pun menyerahkan kepemimpinannya dengan tidak mempermasalahkan apa pun termasuk mengungkit jasa-jasanya.

0 komentar:

Posting Komentar