Rabu, 28 September 2016

28.9.16
Suarapatinews. PATI - Dalam Latma Multilateral Rim of The Pacific (Rimpac)  yang berlangsung 26 Juni hingga 1 Agustus, Marinir TNI AL menjadi kontingen Indonesia. Dalam pelatihan tersebut, mereka kembali menorehkan tinta emas. Dua anggota Datasemen Jala Mangkara (Denjaka), sebuah Datasemen pasukan khusus TNI AL, telah menerima label Godzilla sebagai penghargaan bagi peserta tertangguh selama pelatihan.



“Tentara kita yang terlihat kecil dan seakan-akan tidak mampu dalam mengikuti latihan RIMPAC, tetapi terbukti kita bukan tentara yunior. Tentara kita dipercaya untuk mengawaki kompi latihan selama RIMPAC berlangsung,” kata Briand saat ditemui redaksi sehabis pulang dari Hawaii beberapa waktu lalu.

“Justru aneh jika kita tidak menjadi yang terbaik dalam pelatihan ini. Karena setiap pelatihan seperti ini kita selalu menjadi yang terbaik,” ujar Serka (Mar) Riyanto Pane, salah seorang penerima penghargaan tersebut.



Selain Pane, penerima lainnya ialah Kopda (Mar) Subiyanto. Keduanya membuktikan bahwa kemampuan Denjaka memang berada di atas kemampuan tentara angkatan laut negara lain peserta Rimpac.

“Keunggulan tentara kita itu tidak pernah mengenal kata menyerah. Mungkin karena kita memiliki pepatah lama bahwa tidak ada rotan, akar pun jadi. Ini bisa negatif, juga bisa positif maknanya. Dan kita tidak pernah ketergantungan oleh satu alat. Contoh, ketika latihan menembak di sana, walaupun dengan menggunakan alat seadanya, ya kita jauh lebih unggul dibandingkan mereka yang sudah pakai alat canggih sekalipun, tetap mereka masih lewat dengan kami,” ujar Pane saat ditemui  di Bumi Marinir Cilandak beberapa waktu lalu.

Menurutnya, TNI sudah terbiasa dengan hal-hal yang serba kekurangan. Hikmahnya, secara kemampuan, jauh lebih unggul.

Sementara itu, Kopda (Mar) Subiyanto menambahkan, “Memang kalau secara peralatan, kita jauh tertinggal, tetapi kemampuan kita bisa sejajar, bahkan lebih dari mereka.”

Kedua pria yang sebelumnya berasal dari Batalyon Intai Amfibi (Taifib) ini mengakui dengan rendah hati bahwa porsi latihan di sana tidak ada yang lebih dari porsi latihan di sini.

“Dari sekian banyak porsi latihan yang diberikan oleh instruktur pada dasarnya sama saja, hanya namanya saja yang beda (menggunakan bahasa Inggris—red). Di sini pun kami juga sudah mendapat latihan seperti itu, bahkan sudah lebih jauh,” ujar Subiyanto.



Tetapi, mereka berdua mengakui bahwa pelatihan ini sangatlah berkesan dan istimewa, terutama dalam hal persahabatan antarbangsa dan antarnegara.

“Jadi, pada intinya, tidak ada yang baru dalam porsi latihan dan kemampuan, akan tetapi manfaat yang sangat berharga dalam latihan Rimpac ini adalah bagaimana kita menjalin hubungan dengan negara-negara lain. Jadi, maksud dari atasan-atasan kami mengirim kami ke sana agar mampu menyamakan persepsi dan mempererat hubungan antarnegara tadi. Dan saya katakan bahwa pelatihan ini sangat istimewa, karena kami bisa bersahabat dengan tentara dari negara lain,” tutur Pane. (ROY)

0 komentar:

Posting Komentar